Thursday 15 May 2014

Ribuan Mahasiswa UIN Memberi Dukungan Moral

Tags

MALANG KOTA- Ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Malang tumplek blek di depan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Malang, kemarin (14/5). Mereka bukan sedang berdemo. Tapi untuk memberikan dukungan moral kepada mantan Rektor UIN Prof Dr Imam Suprayogo yang menjalani pemeriksaan perdana di kejari dalam kasus dugaan mark-up (penggelembungan dana) pembelian lahan untuk kampus UIN II di Desa Tlekung, Batu. Dalam dugaan kasus itu, kejari telah menetapkan pria asal Trenggalek tersebut sebagai tersangka sejak Kamis (8/5). Penetapan tersangka itu berdasar surat perintah penyidikan (sprindik) bernomor 31/0/5.11/fd.1/05/2014.

Dasar diterbitkannya sprindik itu karena sebagai pejabat pengguna anggaran negara, Imam yang waktu pembelian lahan pada 2008 masih menjabat rektor, dianggap tahu semua proses hingga ditemukan kerugian uang negara sekitar Rp 6,86 miliar itu.

Sementara para mahasiswa, puluhan dosen, dan karyawan UIN juga membentangkan dua kain putih masing-masing sepanjang 100 meter yang telah dibubuhi ribuan tanda tangan dukungan kepada Imam. Tanda tangan pada spanduk itu telah dilakukan di kampus UIN sebelum mereka menuju ke kejari.

Gelombang massa mahasiswa itu tiba di kejari sejak pukul 08.00. Begitu tiba, mereka berusaha merangsek ke halaman kejari. Namun, sekitar satu peleton polisi menutup pintu pagar kejari. Sehingga, mereka memilih duduk tertib di jalan yang berada di depan kejaksaan menunggu pemeriksaan guru besar UIN itu diperiksa. Selama proses pemeriksaan Imam sekitar pukul 09–10 di ruang kasi pidsus kejari , ribuan massa itu memilih duduk bersila dengan memanjatkan salawat sebagai bentuk doa agar pemeriksaan Imam berjalan dengan lancar.

Dr Mulyono MA, Kepala Pusat Pengembangan Bisnis UIN menyatakan, massa itu berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, dan karyawan UIN. Hadir pula memberi dukungan Gus Abdul Wahid, salah satu ulama Singosari dan Ketua PC NU Kota Malang H Isroqunnajah.

”Total dosen dan karyawan sekitar 400 orang, sementara mahasiswa sekitar 1.200 orang,” kata Mulyono di depan kejari, kemarin.

Menurut Mulyono, kedatangan para dosen, karyawan, dan mahasiswa itu tidak ada yang memobilisasi. Mereka datang atas inisiatif sendiri karena merasa ada pihak yang sengaja menzalimi Imam. Karena itu, sebagai wujud rasa empati kepada tokoh yang telah membesarkan nama UIN itu, mahasiswa kompak mem-back up ke kejari. ”Pak Imam kan guru kami, wajarlah kalau kami memberi dukungan moral,” tandas pria asal Ponorogo ini.

Sementara itu usai menjalani pemeriksaan, Imam mengaku dicecar lima pertanyaan oleh jaksa penyidik. ”Saya hanya ditanya soal administrasi tadi,” jawab Imam yang langsung masuk mobil.

Imam yang keluar dari pintu pagar kejari, langsung disambut ribuan mahasiswa. Mereka yang sebelumnya duduk, secara bersama-sama berdiri dengan melantunkan salawat badar. Bahkan, beberapa mahasiswa terlihat emosional menyalami Imam Suprayogo sekaligus memeluknya.

Sementara, dua tokoh yang mendampingi Imam Suprayogo, yakni Gus Wahid dan KH Isroqunnajah, sebelum pulang masih sempat bertemu dengan Kajari Kota Malang Munasim di ruang kerjanya. Setelah pertemuan, Gus Wahid menyampaikan bahwa dalam pertemuan itu lebih bernuansa silaturrahmi dan memanjatkan doa untuk kelancaran penanganan kasus yang sedang melilit UIN tersebut. ”Pertemuannya tadi datar-datar saja, dan hanya berdoa,” kata dia.

Sementara terkait penanganan Imam Suprayogo, Gus Wahid menyatakan bahwa kajari menyatakan tidak anti mencabut perkara. ”Pak Munasim tadi bilang akan fair. Jika memang ada bukti, akan dilanjutkan. Tetapi apabila tidak ada, dia juga tidak anti untuk mencabut perkara,” kata dia.

Gus Wahid mengaku, dirinya sengaja datang ke kejari karena pernah menjadi murid dari Imam Suprayogo. ”Profesor Imam Suprayogo itu kan guru saya, jadi saya datang sebagai anaknya,” kata dia.

Sementara bagaimana hasil pemeriksaan Imam Suprayogo, Munasim masih belum bisa dikonfirmasi. Saat disanggong di kejari, petugas piket di kejari selalu menjawab jika kajari masih ada tamu. Bahkan, berulangkali dihubungi via handphone, mantan Kajari Bangka Belitung ini juga tidak meresponsnya.
sumber: radarmalang.co.id


EmoticonEmoticon